RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X (sepuluh) / I
Materi Pembelajaran :
Jamur
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
I.
Kompetensi
Inti
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
II.
Kompetensi
Dasar
3.6. Mengelompokkan jenis-jenis jamur
berdasarkan ciri-ciri dan perannya bagi kehidupan
melalui percobaan .
4.7. Mengamati berbagai
jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan
mengelompokkannya berdasarkan ciri atau perannya bagi kehidupan.
III.
Indikator
Pertemuan
1 (2 x 45 menit)
1. Mengamati
jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki.
2. Mengamati
struktur tubuh jamur basidiomycota
melalui pengamatan langsung.
3. Mendeskripsikan
cara reproduksi jamur baik secara seksual maupun aseksual.
4. Mengamati jamur merang, jamur kuping dan jamur tiram
melalui pengamatan langsung.
5. Mengelompokan
jenis-jenis jamur yang termasuk dalam kelas Zigomycota, Ascomycota dan Basidiomycota berdasarkan
ciri-ciri yang dimiliki melalui studi pustaka.
6. Menunjukkan
kemajuan dalam perilaku berkarakter yang meliputi:teliti, terbuka, rajin,
jujur, bertanggung jawab.
7. Menunjukkan
kemajuan dalam keterampilan sosial meliputi: bertanya, berdiskusi,
menyumbangkan ide atau pendapat.
Pertemuan
ke-2 (2 x 45 menit)
1. Mengelompokan jenis-jenis
jamur dari kelas Ascomycota, Zygomycota dan Basidiomycota berdasarkan
ciri-ciri yang diamati.
2. Melakukan
pengamatan terhadap jamur tempe, tape dan oncom menggunakan mikroskop kemudian
manyajikan data hasil pengamatan berupa gambar.
3. Menganalisis
peranan jamur bagi kehidupan sehari-hari berdasarkan data hasil pengamatan.
4. Menunjukkan
kemajuan dalam perilaku berkarakter yang meliputi:teliti, terbuka, rajin,
jujur, bertanggung jawab.
5. Menunjukkan
kemajuan dalam keterampilan sosial meliputi: bertanya, berdiskusi,
menyumbangkan ide atau pendapat.
IV.
Tujuan
Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Siswa
mampu mengamati jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki secara
mandiri sesuai dengan LKS.
2. Siswa
mampu mengamati struktur tubuh jamur Basidiomycota melalui pengamatan langsung
secara berkelompok sesuai petunjuk.
3. Siswa
mampu mendeskripsikan cara reproduksi jamur baik secara seksual maupun aseksual
secara mandiri sesuai literatur.
4. Siswa
mampu melakukan pengamatan jamur merang, jamur kuping dan jamur tiram melalui
pengamatan langsung sesuai dengan LKS.
5. Siswa mampu mengelompokan
jenis-jenis jamur yang termasuk dalam
kelas Zigomycota, Ascomycota dan Basidiomycota
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki melalui studi pustaka secara mandiri.
6. Selama
proses pembelajaran siswa terlibat dan menunjukkan kemajuan dalam perilaku
berkarakter yang meliputi:teliti, terbuka, rajin, jujur, bertanggung jawab
sesuai dengan LP perilaku berkarakter.
7. Selama
proses pembelajaran siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan dalam
keterampilan sosial meliputi: bertanya, berdiskusi, menyumbangkan ide atau
pendapat sesuai dengan LP keterampilan sosial.
Pertemuan
ke-2
1. Siswa
mampu mengelompokam jenis-jenis jamur dari kelas Ascomycota, Zygomycota, dam
basidiomycota berdasarkan ciri-ciri yang diamati sesuai
LKS dengan benar.
2. Siswa
mampu melakukan pengamatan terhadap jamur tempe, jamur oncom dan jamur tape
menggunakan mikroskop sesuai LKS.
3. Menganalisis
peranan jamur bagi kehidupan sehari-hari berdasarkan data hasil pengamatan.
4. Selama
proses pembelajaran siswa terlibat dan menunjukkan kemajuan dalam perilaku
berkarakter yang meliputi:teliti, terbuka, rajin, jujur, bertanggung jawab
sesuai dengan LP perilaku berkarakter.
5. Selama
proses pembelajaran siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan dalam
keterampilan sosial meliputi: bertanya, berdiskusi, menyumbangkan ide atau
pendapat sesuai dengan LP keterampilan sosial.
V.
Materi
pembelajaran
Jamur
memiliki ciri-ciri, antara lain:
1. Tubuh
bersel satu atau banyak.
2. Tidak
berklorofil, bersifat parasit atau saprofit.
3. Dinding
sel dari zat kitin.
4. Tubuh
terdiri dari benang-benang halus yang disebut hifa.
5. Hifa
bercabang-cabang membentuk anyaman yang disebut miselium.
6. Keturunan
diploid singkat.
7. Reproduksi
secara aseksual dengan pembentukan spora-spora. Jamur yang hidup di air pada
umumnya dengan spora-spora yang berbulu cambuk, jamur yang hidup di daratan
spora-spora ada yang dibentuk di dalam sel-sel khusus (misalnya pada asci)
berupa endospora atau ada yang di luar, yaitu pada basidium sehingga disebut
eksospora. (Marsusi, 2000:54)
8. Tumbuhan
jamur merupakan generasi haploid (n).
Berdasarkan
sumber makanannya Fungi ada yang bersifat parasitik dan ada yang bersifat
saprofitik.
1.
Fungi yang hidup parasitik mendapat makanannya
dari bahan organik yang masih menjadi bagian dari inang yang hidup. Beberapa
Fungi ini menyebabkan penyakit pada tanaman, hewan dan manusia.
2.
Fungi yang bersifat saprofitik mendapatkan
makanannya dari bahan organik yang sudah mati. Sebagai organisme saprofitik
jamur dapat menghancurkan (menguraikan) sampah, kotoran hewan, bangkai hewan
dan bahan organik lain. Atas perannya tersebut maka jamur tergolong pengurai.
Beberapa fungi mampu bersimbiosis
mutualisma dengan organisme lain yaitu hidup bersama dengan organisme lain agar
saling mendapatkan keuntungan, misalnya akar dari kebanyakan tanaman
mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan untuk membentuk mikoriza.
Mikoriza mampu meningkatkan kapasitas penyerapan nutrient dari akar tanaman.
KLASIFIKASI JAMUR
Kingdom Fungi terbagi
menjadi 4 divisio yaitu :
A.
ZYGOMYCOTA
- ASCOMYCOTA
- BASIDIOMYCOTA
- DEUTEROMYCOTA
A.
Zygomycotina
1. Ciri-ciri Zygomycotina
Zigomycotina memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik
(mempunyai beberapa inti).
b.
Dinding sel tersusun dari kitin.
c.
Reproduksi aseksual dan seksual.
d.
Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang
disebut rhizoid.
Contoh: Rhizopus oligoporus (jamur tempe), Rhizopus nigricans.
2. Reproduksi Zygomycotina
a. Aseksual
1)
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang
menghasilkan spora.
2)
Bila spora jatuh di tempat yang cocok akan
tumbuh menjadi hifa baru.
3)
Hifa bercabang-cabang membentuk miselium.
4)
Tubuh jamur terdiri dari rhizoid, sporangiofor
dengan sporangiumnya, dan stolon.
5)
Sporangium menghasilkan spora baru.
b. Seksual
1)
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+
bersentuhan.
2)
Kedua ujung hifa menggelembung membentuk
gametangium yang terdapat banyak inti haploid.
3)
Inti haploid gametangium melebur membentuk
zigospora diploid.
4)
Zigospora berkecambah tumbuh menjadi
sporangium.
5)
Di dalam sporangium terjadi meiosis dan
menghasilkan spora haploid.Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok
akan tumbuh menjadi hifa.
Beberapa contoh anggota Zygomycota :
o
Rhizopus stolonifer /Rhizopus oryzae ;
saprofit pada bungkil kedelai , bermanfaat untuk pembuatan tempe
o
Rhizopus nigricans : Rhizopus yang menghasilkan
asam fumarat
o
Mucor mucedo : Hidup pada roti, kotoran ternak, dan sisa
makanan yang mengandung karbohidrat.
o
Pilobolus : Hidup pada kotoran hewan yang telah terdekomposisi
o
Beauveria bassiana : Jamur
ini hidup parasit pada insecta yang menyerang larva serangga.
B.
Ascomycotina
1. Ciri-ciri Ascomycotina
Ascomycotina memiliki ciri-ciri, antara lain:
a.
Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya
berinti satu.
b.
Bersel satu atau bersel banyak.
c.
Beberapa jenis Ascomycotina dapat bersimbiosis
dengan ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
d.
Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut
askus, yaitu suatu sel yang berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora.
Askospora merupakan hasil dari reproduksi generatif.
e.
Dinding sel dari zat kitin.
f.
Reproduksi seksual dan aseksual.
Contoh: Sacharomyces
cereviceae, Penicillium chrysogenum,
Penicillium notatum, Neurospora sitophilla, Neurospora crassa,
2. Reproduksi Ascomycotina
Reproduksi dapat dilakukan secara vegetatif
(aseksual) dan generative (seksual).
a. Aseksual
1)
Bersel Satu (Uniselluler)
Dengan
membentuk tunas, misalnya pada Sacharomyces cereviceae.
2)
Bersel Banyak (Multiseluler)
Dengan
konidia (konidiospora), misalnya
pada Penicillium.
Konidiospora, yaitu spora yang
dihasilkan secara berantai berjumlah empat butir oleh ujung suatu hifa, hifa
tersebut disebut konidiofor.
b. Seksual
1) Bersel satu
Konjugasi
antara dua gametangia (misalnya dua sel Sacharomyces, berfungsi sebagai
gametangia), menghasilkan zigot diploid (2n). Zigot membesar menjadi askus. Di
dalam askus terbentuk delapan askospora yang tersusun dalam dua jalur atau satu
jalur. Di dalam askus terjadi meiosis dan terbentuk empat askospora haploid
(n).
2) Bersel banyak
a.
Hifa membentuk antheridium dan askogonium
(oogonium).
b.
Askogonium membentuk tonjolan yang disebut
trikogen yang menghubungkan antara askogonium dan antheridium.
c.
Inti-inti askogonium berpasangan dan inti
tersebut membelah membentuk hifa yang berisi satu pasang inti (hifa dikarion=
hifa berinti dua).
d.
Hifa dikarion kemudian memanjang dan membentuk
miselium yang akan membentuk badan buah.
e.
Selanjutnya ujung-ujung dikarion membentuk
askus.
f.
Dua inti sel bersatu, kemudian mengadakan
pembelahan meiosis,sehingga terbentuk askospora yang haploid.
C.
Basidiomycotina
1. Ciri-ciri Basidiomycotina
Basidiomycotina memiliki ciri-ciri, antara
lain:
a.
Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
b.
Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti
payung yang terdiri dari bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung
tampak adanya lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya
basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
c.
Reproduksi secara seksual dan aseksual.
d.
Miselium ada 3 macam, yaitu:
1)
Miselium primer, yaitu miselium yang sel-selnya
berinti satu hasil pertumbuhan basidiospora.
2)
Miselium sekunder, yaitu miselium yang
sel-selnya berinti dua.
3)
Miselium tersier, yaitu miselium yang terdiri
atas miselium sekunder yang terhimpun membentuk jaringan yang teratur pada
pembentukan basidiokarp dan basidiofor yang menghasilkan basidiospora. Contoh:
a. Volvariella
volvacea (jamur merang),enak dimakan.
b. Auricularia
politricha (jamurkuping), enak dimakan.
c. Amanita
caesarina, enak dimakan.
d. Amanita
verma, beracun.
e. Ganoderma
applanatum (jamurkayu).
f. Puccinia
graminis, parasit pada Gramineae.
g. Puccinia
arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
h. Phakospora
pachyrhizi, parasit pada tanaman kedelai.
2. Reproduksi Basidiomycotina
Reproduksi
dapat dilakukan secara vegetatif (aseksual) dan generatif(seksual).
a. Aseksual
Dengan
membentuk spora vegetatif berupa konidia atau denganfragmentasi.
b. Seksual
1) Spora
berinti haploid+ dan haploid– tumbuh menjadi hifa+ dan hifa–.
2) Hifa+
dan hifa– akan melebur menjadi hifa dikariotik (2 inti).
3) Hifa
dikariotik tumbuh menjadi miselium dan akhirnya membentuk tubuh buah
(basidiokarp).
4) Ujung-ujung
hifa pada basidiokarp menggelembung (disebut basidium) dan dua inti haploid
menjadi satu inti diploid.
5) Inti
diploid membelah secara meiosis menjadi 4 inti haploid. Basidium membentuk 4
tonjolan dan masing-masing tonjolan diisi 1 inti haploid yang akan berkembang
menjadi spora disebut basidiospora.
6)
Basidiospora yang sudah masak akan terlepas
dari basidium dan jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa.
Contoh
Basidiomycotina:
a.
Volvariella volvacea (jamur merang), enak dimakan.
b.
Auricularia politricha (jamur kuping), enak dimakan.
c.
Amanita caesarina, enak dimakan.
d.
Amanita verma, beracun.
e.
Ganoderma applanatum (jamur kayu).
f.
Puccinia graminis, parasit pada Gramineae.
g.
Puccinia arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
h.
Phakospora pachyrhizi, parasit pada tanaman kedelai.
Jamur kuping ` Puccinia graminis dalam foto mikro
D.
Deuteromycotina
Ciri-ciri Deuteromycotina
1. Hifa bersekat dan dinding sel tersusun dari
bahan kitin.
2. Terbentuk spora secara vegetatif dan belum
diketahui fase kawinnya (jamur tidak sempurna atau imperfekti).
3. Reproduksi aseksual dengan konidium dan
seksual belum diketahui.
4. Banyak yang bersifat merusak atau
menyebabkan penyakit pada hewan-hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya.
Contoh:
1. Epidermophyton
floocosum, menyebabkan kutu air.
2. Epidermophyton,
Microsporum, penyebab penyakit kurap.
3. Melazasia
fur-fur, penyebab panu.
4. Altenaria
sp. hidup pada tanaman kentang.
5. Fusarium,
hidup pada tanaman tomat.
6. Trychophyton
tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala.
Ø Peranan jamur bagi kehidupan
1.
Peranan jamur yang manguntungkan
ü Rhizopus stolonifer /Rhizopus
oryzae ; saprofit pada bungkil kedelai, bermanfaat
untuk pembuatan tempe.
ü Rhizopus nigricans :
Rhizopus yang menghasilkan asam fumarat
ü Sacharomyces cereviceae, untuk
pembuatan roti.
ü Penicillium chrysogenum, untuk
pembuatan antibiotik penisilin.
ü Penicillium
notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
ü Neurospora
sitophilla, untuk pembuatan oncom.
ü Neurospora crassa, untuk
penelitian genetika, karena daur hidup seksualnya hanya sebentar.
2.
Peranan jamur yang merugikan
ü Epidermophyton floocosum,
menyebabkan kutu air.
ü Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
ü Melazasia fur-fur,
penyebab panu.
ü Altenaria sp.
hidup pada tanaman kentang.
ü Fusarium, hidup
pada tanaman tomat.
ü Trychophyton tonsurans,
menimbulkan ketombe di kepala.
ü Puccinia
graminis, parasit pada Gramineae.
ü Puccinia
arachidis, parasit pada tanaman kacang tanah.
VI.
Metode
Pembelajaran
Ø Metode
yang digunakkan, yaitu :
Inquiri
Ø Pendekatan:
Scientifict approach.
VII.
Materi
Ajar / Bahan Ajar
Ø Buku-
buku pustaka, internet
Ø Media
power point
VIII. Alat
A.
Alat
yang digunakan :
ü PPT
ü LCD
ü Mikroskop
B. Bahan yang digunakan:
ü Jamur
merang
ü Jamur
tempe
ü Jamur
tape
ü Jamur
oncom
IX.
Langkah
– langkah pembelajaran
ü Pertemuan
1
A. PENDAHULUAN
• Kegiatan
awal (10 menit)
Orientasi :
Ø Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Apersepsi
: Guru menanyakan siswa “Apakah kalian pernah melihat jamur? Bagaimana
bentuk jamur?”
Ø Guru
menanyakan beberapa jenis jamur yang sudah dikenal siswa, siswa berusaha
mengemukakan argumentasinya.
Motivasi :
Ø Guru membentuk
kelompok diskusi dengan 4-5 pada masing-masing kelompok.(kelompok telah disusun
sebelumnya)
Ø Guru
memaparkan ciri-ciri yang dimiliki jamur secara umum
Ø Guru
memfasilitasi siswa dalam diskusi tentang jamur makroskopis yang dapat
dikonsumsi yang merupakan anggota kelompok Basidiomycota siswa bersikap
demokratis, membangun nilai-nilai kebebasan berpendapat, saling menghargai
pendapat orang lain dan berpikir positif dalam diskusi mengenai Fungi.
B. KEGIATAN INTI (70 menit)
Eksplorasi:
Ø Sebelumnya
siswa sudah diberikan tugas mandiri membaca
tentang
Fungi, guru menggali kemampuan siswa untuk aktif menyatakan pendapatnya
mengenai apa yang mereka ketahui tentang jamur, siswa mengemukakan pendapatnya.
Elaborasi:
Ø Guru
menunjuk siswa secara bergantian untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan fungi, kemudian guru menanyakan alasan/dasar pemikiran tersebut.
Konfirmasi:
Ø Guru
memfasilitasi siswa dalam mengamati morfologi jamur merang, jamur kuping, jamur
tiram. (yang merupakan contoh dari Basidiomycota)
Guru
bersama siswa mengulas hasil pengamatan yang telah dilakukan.
C. KEGIATAN AKHIR (10 MENIT)
Ø Guru
bersama siswa menyimpulkan ciri-ciri morfologi jamur berdasarkan hasil
pengamatan.
Pertemuan
ke-2
A. PENDAHULUAN
§ Kegiatan
awal (10 menit)
Orientasi
:
Ø Guru
menampilkan beberapa jenis jamur mikroskopis
Apersepsi :
Ø Guru
menanyakan siswa “Apakah kalian tahu peranan jamur dalam kehidupan
sehari-hari?”
Ø Guru
menanyakan beberapa jenis jamur yang sudah dikenal siswa, siswa berusaha
mengemukakan argumentasinya.
Motivasi :
Ø Guru
memaparkan peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari secara umum.
Ø Guru
memfasilitasi siswa dalam membuat preparat basah dari jamur tempe, oncom, tape.
B.KEGIATAN INTI (70 MENIT)
Eksplorasi
Ø Guru
meminta siswa menyiapkan alat dan bahan untuk mengamati jamur .
Elaborasi
Ø Siswa mebuat
preparat basah jamur tempe, oncom dan tape.
Ø Siswa
mengamati morfologi jamur dengan mikroskop dan menggambarkan hasil pengamatan
pada LKS.
Konfirmasi
Ø Guru
bersama siswa mengulas hasil pengamatan yang telah dilakukan.
C. KEGIATAN
PENUTUP
Ø Guru
bersama siswa menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan.
X. Sumber bahan ajar
a. LKS
b. Buku :
• Ari
Sulistyorini.2009 Biologi 1 : Untuk Sekolah
menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta: PT. Balai
Pustaka.
• Idun
Kistinnah, dkk.2009.Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta:
CV. Putra Nugraha
XI. Penilaian
Jenis dan bentuk penilaian
Jenis :
tertulis
Bentuk :
Pilihan ganda, uraian
Belum ada tanggapan untuk "RPP BIOLOGI KURIKULUM 2013 KD 3.6. Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan ."
Posting Komentar