RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan pendidikan : SMA
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/ semester : X (sepuluh) / 1
Materi pelajaran : protista
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
I.
Kompetensi Inti
3.
memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4.
mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuwan.
II. Kompetensi
Dasar
3.5
Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom protista dan perananya dalam
kehidupan berdasarkan pengamatan
4.8
Membuat kultur Paramecium, membuat gambar hasil pengamatan dengan mikroskop
III. Indikator
1.
Kognitif
a.
Produk
1.
Menjelaskan
ciri-ciri protista secara umum
2.
Menjelaskan
karakteristik protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protistas mirip
hewan secara umum.
3.
Menyebutkan
peranan protista dalam kehidupan sehari-hari secara umum
b.
Proses
1.
Mengamati
karakteristik protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protista mirip
hewan
2.
Membedakan
karakteristik protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protista mirip
hewan
3.
Menganalisis
karakteristik protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protistas mirip
hewan
4.
Mendiskusikan
peranan protista dalam kehidupan sehari-hari secara umum
2.
Afektif
a.
Menunjukkan
perilaku berkarakter, meliputi teliti, rajin, tekun, jujur, peduli lingkungan,
melestarikan lingkungan dan terbuka.
b.
Menunjukkan
kemampuan keterampilan sosial meliputi bertanya, menyumbang ide, diskusi dengan
apa yang ada di lingkungan serta berkomunikasi.
3.
Psikomotor
a.
Membuat
kultur paramaecium dengan menggunakan
rendaman jerami
b.
Melakukan
pengamatan paramaecium menggunakan air rendaman jerami
c.
Menggambar
hasil pengamatan menggunakan mikroskop
d.
Menulis
hasil pengamatan kultur paramaecium
IV. Tujuan
pembelajaran
1.
Kognitif
a.
Produk
1.
Siswa
mampu menjelaskan ciri-ciri protista secara umum.
2.
Siswa
mampu menjelaskan karakteristik protista mirip jamur, protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan secara tepat.
3.
Siswa
mampu menyebutkan peranan protista dalam kehidupan sehari-hari secara benar.
b.
Proses
1.
Siswa
mampu mengamati ciri-ciri protista secara umum.
2.
Siswa
mampu mengamati karakteristik protista mirip jamur, protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan secara benar.
3.
Siswa
mampu menganalisis ciri-ciri protista secara tepat.
4.
Siswa
mampu menganalisis karakteristik protista mirip jamur, protista mirip hewan,
protista mirip tumbuhan secara benar.
5.
Siswa
mampu mendiskusikan peranan protista dalam kehidupan sehari-hari secara tepat.
2.
3.
Afektif
a.
Karakter
Selama proses pembelajaran, siswa terlibat dan dapat
menunjukkan kemajuan dalam perilaku berkarakter meliputi teliti, rajin, tekun,
jujur, peduli lingkungan dan terbuka sesuai LP perilaku berkarakter
b.
Keterampilan
sosial
Selama proses pembelajaran, siswa terlibat dan dapat
menunjukkan kemajuan, dalam keterampilan sosial meliputi bertanya, menyumbang
ide, berdiskusi dan berkomunikasi sesuai LP keterampilan sosial.
4.
Psikomotor
1.
Siswa
mampu mengamati dan menuliskan ciri-ciri paramecium dengan menggunakan
mikroskop secara tepat.
2.
Siswa
mampu mengamati alat gerak yang ada pada paramecium secara tepat.
3.
Siswa
mampu mengelompokan paramaeacium ke dalam salah satu phylum protista secara
tepat
4.
Siswa
mampu membuat gambar dari hasil pengamatan kultur paramaesium secara benar
Materi
pembelajaran
PROTISTA
Protista Menyerupai Tumbuhan (Ganggang atau Algae)
Ganggang adalah Protista yang
menyerupai tumbuhan, berwarna hijau, dan berbentuk seperti benang-benang halus.
Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup
di tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan,
atap rumah, atau kulit-kulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama
dengan Protista, yaitu memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan
ada yang multiseluler.
Ganggang
dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang dapat
dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara
isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin
jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika
antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mempunyai bentuk dan ukuran
yang berbeda dan mudah dibedakan.
Dari
peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang menghasilkan
zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru. Ganggang dapat
dikelompokkan menurut pigmen yang dimilikinya menjadi beberapa golongan, yaitu
ganggang cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophyta), ganggang merah
(Rhodophyta), ganggang hijau (Chlorophyta), dan ganggang Euglenophyta.
1. Filum Euglenophyta
a . Ciri-Ciri Euglena Euglena
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) berwarna hijau karena mengandung
klorofil,
2) sel berbentuk oval memanjang,
3) di salah satu ujungnya terdapat
mulut sel,
4) dari mulutnya muncul satu flagela
(cambuk) yang berfungsi sebagai alat gerak, dan
5) mempunyai bintik mata yang
terletak di dekat mulut sel yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan
terang.
2. Filum Ganggang Hijau (Chlorophyta)
Chlorophyta
adalah ganggang yang mengandung klorofil dan karotin berwarna kuning sehingga
warnanya menjadi hijau kekuningan. Biasanya, ganggang ini hidup di air tawar,
seperti air kolam, air danau, ataupun air sungai. Air kolam, sungai, atau danau
akan berwarna hijau karena adanya jenis ganggang hijau di dalamnya.
a . Ciri-ciri Chlorophyta
Ganggang hijau (Chlorophyta)
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) tubuhnya mengandung klorofil dan
berwarna hijau. Sel mengandung kloroplas yang berisi klorofil a.b. karoten dan
xantofil,
2) hidup melayang-layang di air
tawar atau air laut,
3) merupakan makhluk hidup bersel
satu yang berbentuk benang, lembaran, dan berkoloni,
4) telah memiliki dinding sel, dan
5) cadangan makanan disimpan di
suatu rongga yang berbentuk bulat. Rongga ini terletak di dekat kloroplas yang
disebut pirenoid.
3. Filum Ganggang Cokelat (Phaeophyta)
Ganggang
cokelat berwarna cokelat karena selain mengandung klorofil juga memiliki zat
warna cokelat (fukosantin). Ganggang ini hidup di air laut, mempunyai tubuh
yang multiseluler, berbentuk seperti lembaran atau tumbuhan tinggi (memiliki
alat, seperti akar, batang, dan daun), serta sering digunakan sebagai bahan
pakan ternak, obat-obatan, dan bahan cat. Contoh ganggang cokelat adalah Fucus,
Tulbilaria, Laminaria, dan Sargasum.
Ganggang
cokelat berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, sedangkan secara
seksual dilakukan dengan cara pembentukan konseptakel jantan yang mengandung
anteridium penghasil spermatozoid dan konseptakel betina yang mengandung
oogonium penghasil ovum. Pembuahan sperma dan ovum menghasilkan zigot.
Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi individu baru.
4. Filum Ganggang Pirang atau Keemasan (Chrysophyta)
Chrysophyta
ada yang berwarna kuning kecokelatan, hijau kekuningan, dan kuning keemasan
(diatom). Chrysophyta ada yang bersel satu, bersel banyak, dan bersifat
mikroskopis. Chrysophyta merupakan penyusun plankton yang terbesar.
Chrysophyta
hijau kekuningan (Xanthophyceae) mengandung klorofil dan pigmen kuning
(xentofil). Contohnya, Vaucheria yang mempunyai ciri berbentuk seperti benang,
bercabang tidak bersekat, bersel banyak, dan benang berinti banyak (senosit).
Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk zoospora, secara seksual dengan
peleburan sperma dan ovum yang menghasilkan zigot.
Chrysophyta
kuning kecokelatan (Chrysophyceae) mengandung klorofil dan karoten (pigmen
keemasan), bersel satu (Ochromonas), dan berkoloni (Synura). Chrysophyta yang
disebut diatom (Bacillariophyceae) berbentuk seperti kotak yang saling menutupi
dan dapat hidup di tempat yang basah, baik air tawar, air payau, maupun air
laut.
5. Filum Ganggang Merah (Rhodophyta)
Ganggang
merah merupakan makhluk hidup bersel banyak. Berwarna merah tua karena selain
mengandung klorofil, juga mengandung zat warna merah (fikoeritrin).Ganggang ini
hidup di laut, memiliki bentuk seperti rumput maka sering disebut rumput laut
(sea weed) dan bersel banyak (berbentuk seperti lembaran). Berkembang biak
secara seksual dengan peleburan sperma dan ovum yang menghasilkan zigot.
Ganggang merah dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan dan
kosmetika.
Contoh
ganggang merah yang digunakan sebagai bahan makanan, antara lain, Euchema
spinosum dan Gellidium yang digunakan manusia untuk bahan agar-agar. Selain
untuk bahan makanan, agar-agar juga dimanfaatkan sebagai medium kultur
mikroorganisme, kosmetik, obat, pelapis daging kaleng, pengeras es krim, serta
pengelmusi lemak dan cokelat batangan.
6. Filum Ganggang Api (Pyrrhophyta)
Ganggang api
sering disebut dengan Dinoflagelata. Sebagian besar hidup di laut dan ada juga
yang hidup di air tawar. Ganggang ini mempunyai ciri tubuhnya bersel satu,
dinding sel berupa lempengan selulosa yang rapat, dapat bergerak aktif, di luar
sel terdapat celah dan alur yang masing-masing dilengkapi dengan satu flagel,
berklorofil, mengandung pigmen kuning kecokelatan, dan berkembang biak dengan
cara membelah diri.
Protozoa
merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Segala aktivitas
hidup terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada keadaan tertentu, Protozoa dapat
membentuk dirinya menjadi kista. Protozoa dapat berkembang biak dengan cara
aseksual dan seksual, secara aseksual dilakukan dengan membelah diri dan secara
seksual dengan konjugasi.
Protozoa
dibagi menjadi enam filum, yaitu Rhizopoda atau Sarcodina (berkaki semu),
Actinopoda, Foraminifera, Flagellata atau Mastigophora (bercambuk), Ciliata
(berambut getar), dan Sporozoa (penghasil spora). Akan tetapi, yang dibahas
dalam bab ini hanya empat filum, yaitu sebagai berikut.
1. Rhizopoda atau Sarcodina (Berkaki Semu)
Rhizopoda
adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Salah
satu contoh Rhizopoda adalah Amoeba sp. Selain Amoeba, ada beberapa Protozoa
yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan Arcella. Keduanya
merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang. Amoeba Bentuk tubuh Amoeba
dapat berubah-ubah. Ia bersel satu dan hidup bebas di tempat-tempat yang becek,
berair, dan mengandung makanan.
2. Kelompok Flagellata atau Mastigophora (Bercambuk)
Flagellata
adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa bulu cambuk (flagela).
Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan tumbuhan. Flagellata dapat
hidup bebas di dalam air atau sebagai parasit pada makhluk hidup lain, seperti
Trypanosoma dan Trichomonas. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodiense
menyebabkan penyakit tidur yang disebarkan oleh gigitan lalat Tse-tse.
3. Kelompok Ciliata (Berambut Getar)
Ciliata
adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia). Rambut
getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan
menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di
dalam air. Bentuk tubuh Ciliata adalah oval, tidak berubah-ubah. Mereka biasa
hidup di rawa, sawah, dan tempat-tempat berair yang banyak mengandung bahan
organik.
4. Kelompok Sporozoa (Penghasil Spora)
Tidak
seperti Rhizopoda, Ciliata, dan Flagellata yang telah mempunyai alat gerak,
Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Sporozoa hidup sebagai parasit pada makhluk
hidup lain. Contoh makhluk hidup yang termasuk dalam Sporozoa adalah Plasmodium
malariae dan Plasmodium vivax.
Protista yang
menyerupai jamur ini mempunyai struktur tubuh dan cara reproduksi yang tidak
sama dengan kelompok Fungi. Cara reproduksi jamur lendir hampir sama dengan
Fungi, tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam kingdom Fungi karena gerakan pada
fase aseksualnya lebih mirip dengan Amoeba. Semetara itu, jamur air lebih
menyerupai ganggang pada struktur molekulnya, hanya saja tidak mengandung
klorofil.
1. Filum Jamur Air
(Oomycota)
Jamur ini memiliki ciriciri sebagai
berikut: a. dinding sel berupa selulosa, b. mempunyai banyak inti yang terdapat
dalam benang-benang hifa yang tidak bersekat, dan c. berkembang biak secara
aseksual dengan pembentukan zoospora. Zoospora ini dilengkapi dengan alat
berenang berupa dua buah flagel.
Contoh Oomycota adalah Phytophthora,
Saphrolegnia, dan Pythium. Phytophthora adalah jamur karat putih yang dapat
hidup secara saprofit atau parasit. Jamur yang hidup secara parasit, misalnya,
P. nicotin (tembakau), P. palmifera (kelapa), dan P. infestans (kentang).
2. Filum Jamur Lendir
(Mycomycota)
Ciri-ciri jamur lendir
adalah sebagai berikut:
a.
bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium)
yang merupakan massa protoplasma tidak berdinding;
b.
berinti banyak, bersel satu atau bersel
banyak;
c.
struktur tubuh vegetatif menyerupai Amoeba,
berbentuk seperti lendir (plasmodium), tetapi cara berkembang biaknya
menyerupai Fungi;
d.
berkembang biak secara aseksual dan
seksual.
e.
Pencernaan makanan yang dilakukan pada
fase vegetatif (aseksual) dilakukan menyerupai Amoeba.
f.
Pada tingkat dewasa, Plasmodium akan membentuk
kotak spora seperti pada Fungi. Setelah matang, kotak spora ini akan pecah
dan mengeluarkan spora. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang
menyerupai Amoeba. Sel-sel gamet ini bersifat haploid dan akan melakukan
singami atau peleburan dua gamet dengan ukuran yang sama dan tidak dapat
dibedakan antara sel jantan dan betina yang akan menghasilkan zigot;
a. Acrasiomycota (Jamur
Lendir Bersekat)
Acrasiomycota dinamakan juga jamur lendir
bersekat. Pada saat Plasmodium membesar dan inti sel membelah sel individu
tetap terpisah saat bergabung membentuk pseudoplasmodium. Saat makanan
berkurang zat kimia yang dikeluarkan oleh Amoeba akan bergabung membentuk
Plasmodium.
b. Myxomycota (Jamur
Lendir Tidak Bersekat)
Myxomycota merupakan jamur lendir yang
tidak bersekat. Jamur ini berinti banyak, setiap intinya tidak dipisahkan oleh
adanya sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan dapat bergerak
bebas. Jamur lendir hidup di batang kayu yang membusuk, tanah lembap, sampah
basah, kayu lapuk, dan di hutan basah.
V.
Metode
pembelajaran
Model pembelajaran yang
digunakan adalah inquiry
VI.
Materi
ajar / bahan ajar :
a. Buku-buku
pustaka
b. Media
berupa video dan power point
VII.
Alat :
Alat yang digunakan
berupa mikroskop
Bahan yang digunakan
yaitu air rendaman jerami
VIII.
Langkah-
langkah pembelajaran
a. Pendahuluan :
1. Guru
menanyakan hal yang berhubungan dengan protista, misal:“Pernahkah kalian melihat kolam yang berwarna hijau?
Kira-kira apa penyebabnya?”
2. Siswa
mengemukakan pendapatnya mengenai pertanyaan yang diberikan guru
b. Kegiatan
inti
1. Guru
membentuk kelompok siswa secara acak (heterogen)
2. Guru menyampaikan materi yang berhubungan
dengan masalah yang akan
didiskusikan.
3. Guru
memberikan LKS yang berisi gambar yang berkaitan dengan protista mirip hewan,
tumbuhan, jamur
4. Siswa
menganalisis gambar yang berkaitan dengan protista mirip hewan, tumbuhan, jamur
5. Siswa menuliskan ciri-ciri gambar yang
berkaitan dengan protista mirip hewan, tumbuhan, jamur
6. Siswa
menuliskan klasifikasi gambar yang berkaitan dengan protista mirip hewan,
tumbuhan, jamur
7. Guru
menyiapkan alat dan bahan untuk pengamatan paramecium
8. Guru
menjelaskan konsep dasar dan prosedur untuk pengamatan paramecium
9. Siswa
melakukan pengamatan paramecium
10. Siswa
menganalisis hasil pengamatan mengenai ciri-ciri paramecium, alat gerak
paramecium
11. Guru
menunjuk salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menyampaikan
hasil pengamatan
12. Siswa
menanggapi penjelasan dari siswa lain
13. Guru
meninjau kembali jika ada perbedaan konsep
14. Membuat
kesimpulan bersama-sama terkait dengan hasil pengamatan
15. Siswa
membuat laporan hasil pengamatan
c. Penutup
1. Guru
membimbing siswa, merangkum tentang protista mirip jamur, protista mirip
tumbuhan, protista mirip hewan
2. Guru
memberikan pertanyaan sebagai sarana evaluasi dengan memberikan pertanyaan baik
secara lisan maupun tertulis
IX.
Sumber
bahan ajar
a. Internet
b. Buku
acuan yang relevan
c. Buku-buku
pustaka yang terkait dengan materi pustaka
X.
Penilaian
:
a. Jenis
dan bentuk penilaian :
1. Jenis
: mandiri
2. Bentuk
: tes tertulis
b. Kisi-kisi
soal, kunci jawaban dan pedoman penilaian
Belum ada tanggapan untuk "RPP BIOLOGI KRIKULUM 2013 KD 3.5 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom protista dan perananya dalam kehidupan berdasarkan pengamatan"
Posting Komentar