Jumat, 05 Februari 2016

RPP BIOLOGI KRIKULUM 2013 KD 3.5 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom protista dan perananya dalam kehidupan berdasarkan pengamatan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan pendidikan                  : SMA
Mata pelajaran                         : Biologi
Kelas/ semester                       : X (sepuluh) / 1
Materi pelajaran                      : protista
Alokasi waktu                         : 2 x 45 menit

I.         Kompetensi Inti
3. memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu   pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuwan.

II.      Kompetensi Dasar

3.5 Menyajikan ciri-ciri umum filum dalam kingdom protista dan perananya dalam kehidupan berdasarkan pengamatan

4.8 Membuat kultur Paramecium, membuat gambar hasil pengamatan dengan mikroskop

III.   Indikator
1.      Kognitif
a.         Produk
1.      Menjelaskan ciri-ciri protista secara umum
2.      Menjelaskan karakteristik protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protistas mirip hewan secara umum.
3.      Menyebutkan peranan protista dalam kehidupan sehari-hari secara umum

b.        Proses
1.      Mengamati karakteristik protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protista mirip hewan
2.      Membedakan karakteristik protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protista mirip hewan
3.      Menganalisis karakteristik protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protistas mirip hewan
4.      Mendiskusikan peranan protista dalam kehidupan sehari-hari secara umum

2.      Afektif
a.       Menunjukkan perilaku berkarakter, meliputi teliti, rajin, tekun, jujur, peduli lingkungan, melestarikan lingkungan dan terbuka.
b.      Menunjukkan kemampuan keterampilan sosial meliputi bertanya, menyumbang ide, diskusi dengan apa yang ada di lingkungan serta berkomunikasi.

3.      Psikomotor
a.       Membuat kultur  paramaecium dengan menggunakan rendaman jerami
b.      Melakukan pengamatan paramaecium menggunakan air rendaman jerami
c.       Menggambar hasil pengamatan menggunakan mikroskop
d.      Menulis hasil pengamatan kultur paramaecium

IV.   Tujuan pembelajaran
1.      Kognitif
a.       Produk
1.      Siswa mampu menjelaskan ciri-ciri protista secara umum.
2.      Siswa mampu menjelaskan karakteristik protista mirip jamur, protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan secara tepat.
3.      Siswa mampu menyebutkan peranan protista dalam kehidupan sehari-hari secara benar.
b.      Proses
1.      Siswa mampu mengamati ciri-ciri protista secara umum.
2.      Siswa mampu mengamati karakteristik protista mirip jamur, protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan secara benar.
3.      Siswa mampu menganalisis ciri-ciri protista secara tepat.
4.      Siswa mampu menganalisis karakteristik protista mirip jamur, protista mirip hewan, protista mirip tumbuhan secara benar.
5.      Siswa mampu mendiskusikan peranan protista dalam kehidupan sehari-hari secara tepat.

2.       



3.      Afektif
a.       Karakter
Selama proses pembelajaran, siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan dalam perilaku berkarakter meliputi teliti, rajin, tekun, jujur, peduli lingkungan dan terbuka sesuai LP perilaku berkarakter
b.      Keterampilan sosial
Selama proses pembelajaran, siswa terlibat dan dapat menunjukkan kemajuan, dalam keterampilan sosial meliputi bertanya, menyumbang ide, berdiskusi dan berkomunikasi sesuai LP keterampilan sosial.

4.      Psikomotor
1.      Siswa mampu mengamati dan menuliskan ciri-ciri paramecium dengan menggunakan mikroskop secara tepat.
2.      Siswa mampu mengamati alat gerak yang ada pada paramecium secara tepat.
3.      Siswa mampu mengelompokan paramaeacium ke dalam salah satu phylum protista secara tepat
4.      Siswa mampu membuat gambar dari hasil pengamatan kultur  paramaesium secara benar
Materi pembelajaran
PROTISTA
Protista Menyerupai Tumbuhan (Ganggang atau Algae)

 Ganggang adalah Protista yang menyerupai tumbuhan, berwarna hijau, dan berbentuk seperti benang-benang halus. Ganggang dapat hidup di air tawar dan di air laut, tetapi ada pula yang hidup di tempat-tempat yang lembap, seperti dinding tembok kamar mandi, batu-batuan, atap rumah, atau kulit-kulit pohon. Ganggang juga memiliki ciri lain yang sama dengan Protista, yaitu memiliki membran inti, ada yang bersifat uniseluler dan ada yang multiseluler.
Ganggang dapat berbentuk benang, lembaran, atau koloni sel. Reproduksi ganggang dapat dilakukan secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan cara isogami dan oogami. Isogami terjadi jika antara sel betina dan sel kelamin jantan mempunyai ukuran yang sama dan sulit dibedakan. Oogami terjadi jika antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dan mudah dibedakan.
Dari peleburan dua sel kelamin tersebut, akan terjadi pembuahan yang menghasilkan zigot. Zigot akan terus berkembang menjadi individu baru. Ganggang dapat dikelompokkan menurut pigmen yang dimilikinya menjadi beberapa golongan, yaitu ganggang cokelat (Phaeophyta), ganggang pirang (Chrysophyta), ganggang merah (Rhodophyta), ganggang hijau (Chlorophyta), dan ganggang Euglenophyta.
1. Filum Euglenophyta
a . Ciri-Ciri Euglena Euglena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) berwarna hijau karena mengandung klorofil,
2) sel berbentuk oval memanjang,
3) di salah satu ujungnya terdapat mulut sel,
4) dari mulutnya muncul satu flagela (cambuk) yang berfungsi sebagai alat gerak, dan
5) mempunyai bintik mata yang terletak di dekat mulut sel yang berfungsi untuk membedakan antara gelap dan terang.
2. Filum Ganggang Hijau (Chlorophyta)
Chlorophyta adalah ganggang yang mengandung klorofil dan karotin berwarna kuning sehingga warnanya menjadi hijau kekuningan. Biasanya, ganggang ini hidup di air tawar, seperti air kolam, air danau, ataupun air sungai. Air kolam, sungai, atau danau akan berwarna hijau karena adanya jenis ganggang hijau di dalamnya.
a . Ciri-ciri Chlorophyta
Ganggang hijau (Chlorophyta) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) tubuhnya mengandung klorofil dan berwarna hijau. Sel mengandung kloroplas yang berisi klorofil a.b. karoten dan xantofil,
2) hidup melayang-layang di air tawar atau air laut,
3) merupakan makhluk hidup bersel satu yang berbentuk benang, lembaran, dan berkoloni,
4) telah memiliki dinding sel, dan
5) cadangan makanan disimpan di suatu rongga yang berbentuk bulat. Rongga ini terletak di dekat kloroplas yang disebut pirenoid.
3. Filum Ganggang Cokelat (Phaeophyta)
Ganggang cokelat berwarna cokelat karena selain mengandung klorofil juga memiliki zat warna cokelat (fukosantin). Ganggang ini hidup di air laut, mempunyai tubuh yang multiseluler, berbentuk seperti lembaran atau tumbuhan tinggi (memiliki alat, seperti akar, batang, dan daun), serta sering digunakan sebagai bahan pakan ternak, obat-obatan, dan bahan cat. Contoh ganggang cokelat adalah Fucus, Tulbilaria, Laminaria, dan Sargasum.
Ganggang cokelat berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, sedangkan secara seksual dilakukan dengan cara pembentukan konseptakel jantan yang mengandung anteridium penghasil spermatozoid dan konseptakel betina yang mengandung oogonium penghasil ovum. Pembuahan sperma dan ovum menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh menjadi individu baru.
4. Filum Ganggang Pirang atau Keemasan (Chrysophyta)
Chrysophyta ada yang berwarna kuning kecokelatan, hijau kekuningan, dan kuning keemasan (diatom). Chrysophyta ada yang bersel satu, bersel banyak, dan bersifat mikroskopis. Chrysophyta merupakan penyusun plankton yang terbesar.
Chrysophyta hijau kekuningan (Xanthophyceae) mengandung klorofil dan pigmen kuning (xentofil). Contohnya, Vaucheria yang mempunyai ciri berbentuk seperti benang, bercabang tidak bersekat, bersel banyak, dan benang berinti banyak (senosit). Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk zoospora, secara seksual dengan peleburan sperma dan ovum yang menghasilkan zigot.
Chrysophyta kuning kecokelatan (Chrysophyceae) mengandung klorofil dan karoten (pigmen keemasan), bersel satu (Ochromonas), dan berkoloni (Synura). Chrysophyta yang disebut diatom (Bacillariophyceae) berbentuk seperti kotak yang saling menutupi dan dapat hidup di tempat yang basah, baik air tawar, air payau, maupun air laut.
5. Filum Ganggang Merah (Rhodophyta)
Ganggang merah merupakan makhluk hidup bersel banyak. Berwarna merah tua karena selain mengandung klorofil, juga mengandung zat warna merah (fikoeritrin).Ganggang ini hidup di laut, memiliki bentuk seperti rumput maka sering disebut rumput laut (sea weed) dan bersel banyak (berbentuk seperti lembaran). Berkembang biak secara seksual dengan peleburan sperma dan ovum yang menghasilkan zigot. Ganggang merah dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan makanan dan kosmetika.
Contoh ganggang merah yang digunakan sebagai bahan makanan, antara lain, Euchema spinosum dan Gellidium yang digunakan manusia untuk bahan agar-agar. Selain untuk bahan makanan, agar-agar juga dimanfaatkan sebagai medium kultur mikroorganisme, kosmetik, obat, pelapis daging kaleng, pengeras es krim, serta pengelmusi lemak dan cokelat batangan.
6. Filum Ganggang Api (Pyrrhophyta)
Ganggang api sering disebut dengan Dinoflagelata. Sebagian besar hidup di laut dan ada juga yang hidup di air tawar. Ganggang ini mempunyai ciri tubuhnya bersel satu, dinding sel berupa lempengan selulosa yang rapat, dapat bergerak aktif, di luar sel terdapat celah dan alur yang masing-masing dilengkapi dengan satu flagel, berklorofil, mengandung pigmen kuning kecokelatan, dan berkembang biak dengan cara membelah diri.

            Protozoa merupakan makhluk hidup bersel satu yang bersifat mikroskopis. Segala aktivitas hidup terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada keadaan tertentu, Protozoa dapat membentuk dirinya menjadi kista. Protozoa dapat berkembang biak dengan cara aseksual dan seksual, secara aseksual dilakukan dengan membelah diri dan secara seksual dengan konjugasi.
Protozoa dibagi menjadi enam filum, yaitu Rhizopoda atau Sarcodina (berkaki semu), Actinopoda, Foraminifera, Flagellata atau Mastigophora (bercambuk), Ciliata (berambut getar), dan Sporozoa (penghasil spora). Akan tetapi, yang dibahas dalam bab ini hanya empat filum, yaitu sebagai berikut.
1. Rhizopoda atau Sarcodina (Berkaki Semu)
Rhizopoda adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia). Salah satu contoh Rhizopoda adalah Amoeba sp. Selain Amoeba, ada beberapa Protozoa yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan Arcella. Keduanya merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang. Amoeba Bentuk tubuh Amoeba dapat berubah-ubah. Ia bersel satu dan hidup bebas di tempat-tempat yang becek, berair, dan mengandung makanan.
2. Kelompok Flagellata atau Mastigophora (Bercambuk)
Flagellata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa bulu cambuk (flagela). Flagellata merupakan nenek moyang dari hewan dan tumbuhan. Flagellata dapat hidup bebas di dalam air atau sebagai parasit pada makhluk hidup lain, seperti Trypanosoma dan Trichomonas. Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodiense menyebabkan penyakit tidur yang disebarkan oleh gigitan lalat Tse-tse.
3. Kelompok Ciliata (Berambut Getar)
            Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia). Rambut getar ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di dalam air. Bentuk tubuh Ciliata adalah oval, tidak berubah-ubah. Mereka biasa hidup di rawa, sawah, dan tempat-tempat berair yang banyak mengandung bahan organik.

4. Kelompok Sporozoa (Penghasil Spora)
Tidak seperti Rhizopoda, Ciliata, dan Flagellata yang telah mempunyai alat gerak, Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Sporozoa hidup sebagai parasit pada makhluk hidup lain. Contoh makhluk hidup yang termasuk dalam Sporozoa adalah Plasmodium malariae dan Plasmodium vivax.

            Protista yang menyerupai jamur ini mempunyai struktur tubuh dan cara reproduksi yang tidak sama dengan kelompok Fungi. Cara reproduksi jamur lendir hampir sama dengan Fungi, tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam kingdom Fungi karena gerakan pada fase aseksualnya lebih mirip dengan Amoeba. Semetara itu, jamur air lebih menyerupai ganggang pada struktur molekulnya, hanya saja tidak mengandung klorofil.
1. Filum Jamur Air (Oomycota)
Jamur ini memiliki ciriciri sebagai berikut: a. dinding sel berupa selulosa, b. mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-benang hifa yang tidak bersekat, dan c. berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan zoospora. Zoospora ini dilengkapi dengan alat berenang berupa dua buah flagel.
Contoh Oomycota adalah Phytophthora, Saphrolegnia, dan Pythium. Phytophthora adalah jamur karat putih yang dapat hidup secara saprofit atau parasit. Jamur yang hidup secara parasit, misalnya, P. nicotin (tembakau), P. palmifera (kelapa), dan P. infestans (kentang).

2. Filum Jamur Lendir (Mycomycota)
Ciri-ciri jamur lendir adalah sebagai berikut:
a.         bentuk tubuh seperti lendir (plasmodium) yang merupakan massa protoplasma tidak berdinding;
b.        berinti banyak, bersel satu atau bersel banyak;
c.         struktur tubuh vegetatif menyerupai Amoeba, berbentuk seperti lendir (plasmodium), tetapi cara berkembang biaknya menyerupai Fungi;
d.        berkembang biak secara aseksual dan seksual. 
e.         Pencernaan makanan yang dilakukan pada fase vegetatif (aseksual) dilakukan menyerupai Amoeba.
f.          Pada tingkat dewasa, Plasmodium akan membentuk kotak spora seperti pada Fungi. Setelah matang, kotak spora ini akan pecah dan mengeluarkan spora. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang menyerupai Amoeba. Sel-sel gamet ini bersifat haploid dan akan melakukan singami atau peleburan dua gamet dengan ukuran yang sama dan tidak dapat dibedakan antara sel jantan dan betina yang akan menghasilkan zigot;
a. Acrasiomycota (Jamur Lendir Bersekat)
Acrasiomycota dinamakan juga jamur lendir bersekat. Pada saat Plasmodium membesar dan inti sel membelah sel individu tetap terpisah saat bergabung membentuk pseudoplasmodium. Saat makanan berkurang zat kimia yang dikeluarkan oleh Amoeba akan bergabung membentuk Plasmodium.
b. Myxomycota (Jamur Lendir Tidak Bersekat)
Myxomycota merupakan jamur lendir yang tidak bersekat. Jamur ini berinti banyak, setiap intinya tidak dipisahkan oleh adanya sekat, bersifat uniseluler ataupun multiseluler, dan dapat bergerak bebas. Jamur lendir hidup di batang kayu yang membusuk, tanah lembap, sampah basah, kayu lapuk, dan di hutan basah.

V.      Metode pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan adalah inquiry

VI.    Materi ajar / bahan ajar :
a.       Buku-buku pustaka
b.      Media berupa video dan power point

VII. Alat :
Alat yang digunakan berupa mikroskop
Bahan yang digunakan yaitu air rendaman jerami

VIII.       Langkah- langkah pembelajaran
a.       Pendahuluan  :
1.      Guru menanyakan hal yang berhubungan dengan protista, misal:“Pernahkah  kalian melihat kolam yang berwarna hijau? Kira-kira apa penyebabnya?”
2.      Siswa mengemukakan pendapatnya mengenai pertanyaan yang diberikan guru
b.      Kegiatan inti
1.      Guru membentuk kelompok siswa secara acak (heterogen)
2.       Guru menyampaikan materi yang berhubungan dengan     masalah yang akan didiskusikan.
3.      Guru memberikan LKS yang berisi gambar yang berkaitan dengan protista mirip hewan, tumbuhan, jamur
4.      Siswa menganalisis gambar yang berkaitan dengan protista mirip hewan, tumbuhan, jamur
5.       Siswa menuliskan ciri-ciri gambar yang berkaitan dengan protista mirip hewan, tumbuhan, jamur
6.      Siswa menuliskan klasifikasi gambar yang berkaitan dengan protista mirip hewan, tumbuhan, jamur
7.      Guru menyiapkan alat dan bahan untuk pengamatan paramecium
8.      Guru menjelaskan konsep dasar dan prosedur untuk pengamatan paramecium
9.      Siswa melakukan pengamatan paramecium
10.  Siswa menganalisis hasil pengamatan mengenai ciri-ciri paramecium, alat gerak paramecium
11.  Guru menunjuk salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil pengamatan
12.  Siswa menanggapi penjelasan dari siswa lain
13.  Guru meninjau kembali jika ada perbedaan konsep
14.  Membuat kesimpulan bersama-sama terkait dengan hasil pengamatan
15.  Siswa membuat laporan hasil pengamatan
c.       Penutup
1.      Guru membimbing siswa, merangkum tentang protista mirip jamur, protista mirip tumbuhan, protista mirip hewan
2.      Guru memberikan pertanyaan sebagai sarana evaluasi dengan memberikan pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis

IX.   Sumber bahan ajar
a.       Internet
b.      Buku acuan yang relevan
c.       Buku-buku pustaka yang terkait dengan materi pustaka

X.      Penilaian :
a.       Jenis dan bentuk penilaian :
1.      Jenis : mandiri
2.      Bentuk : tes tertulis
b.      Kisi-kisi soal, kunci jawaban dan pedoman penilaian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar