Kamis, 11 Februari 2016

RPP BIOLOGI KURIKULUM 2013 KD 3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan      : SMA 
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester            : XI (Sebelas) / 2
Materi Pokok              : Sistem Respirasi
Pertemuan ke              : 1 & 2
Alokasi Waktu            : 4 x 45 menit

KOMPETENSI INTI :
1.        Menghayati dan mengamalkan  ajaran agama yang dianutnya
2.        Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.        Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.        Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.


KOMPETENSI DASAR :
1.1  Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2  Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3  Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1  Berprilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, obyektif, disiplin, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) secara gotong royong, kerjasama , resposfif dan proaktif  dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2  Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.8 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem respirasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan proses pernapasan serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem respirasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
4.8 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan organ pernapasan/respirasi yang menyebabkan gangguan sistem respirasi manusia melalui berbagi bentuk media presentasi.
4.9 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pengaruh pencemaran udara dan mengolah informasi beberapa resiko negatif merokok pada remaja untuk menentukan keputusan.

INDIKATOR :
1.  Menjelaskan  pengertian bernapas
2.  Menyebutkan struktur sistem pernapasan manusia
3.  Menghubungkan antara struktur sistem pernapasan manusia dengan masing-masing fungsinya
4.  Menjelaskan proses pernapasan pada manusia serta pertukaran gas yang terjadi
5.  Membedakan macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia
6.  Menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
7.  Membandingkan volume dan kapasitas paru-paru
8.  Mengidentifikasi beberapa penyakit/kelainan pada sistem pernapasan manusia.
9.  Menganalisis kandungan zat berbahaya dalam sebatang rokok

I.  TUJUAN PEMBELAJARAN
1.  Siswa mampu menjelaskan pengertian bernapas secara mandiri sesuai dengan literatur dan penjelasan yang diberikan.
2. Siswa mampu menyebutkan struktur sistem pernapasan manusia mulai dari rongga hidung sampai paru-paru secara mandiri dengan benar
3. Siswa mampu menghubungkan antara struktur sistem pernapasan manusia dengan masing-masing fungsinya secara berkelompok dengan benar sesuai dengan gambar/literatur dan petunjuk yang diberikan
4. Siswa mampu menjelaskan proses pernapasan pada manusia serta pertukaran gas yang terjadi secara benar dengan benar
5. Siswa dapat membedakan macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia secara kelompok dengan benar sesuai dengan literatur
6. Siswa mampu menganalisis faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan secara berkelompok dengan benar
7. Siswa mampu membandingkan volume dan kapasitas paru-paru secara mandiri dengan benar
8. Siswa mampu mengidentifikasi beberapa penyakit/kelainan pada sistem pernapasan manusia sesuai dengan informasi yang ada secara mandiri dengan benar
9. Siswa mampu menganalisis kandungan zat berbahaya dalam sebatang rokok secara kelompok dengan benar menggunakan literatur yang ada.
II.  MATERI AJAR / BAHAN AJAR
SISTEM RESPIRASI
Istilah bernapas seringkali diartikan dengan respirasi, walaupun secara harfiah sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Pernapasan (breathing) artinya menghirup dan menghembuskan napas. Oleh karena itu, bernapas diartikan sebagai proses memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke lingkungan. Sementara, respirasi (respiration) berarti suatu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel sehingga diperoleh energi.
Bernapas adalah bagian yang sangat penting dari aktivitas makhluk hidup. Tanpa bernapas, manusia akan mati. Proses pernapasan pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun secara tidak sadar. Pernapasan secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat bernapas, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang, kemudian menahannya beberapa saat, lalu mengeluarkannya. Pernapasan sacara tidak sadar yaitu pernapasan yang dilakukan secara otomatis dan dikendalikan oleh saraf di otak, misalnya pernapasan yang terjadi pada saat kita tidur.
Ø   Struktur pernapasan Manusia
Agar proses pernapasan dapat berlangsung, diperlukan organ-organ pernapasan. Organ-organ pernapasan ini secara berurutan dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, dan paru-paru.
1. Hidung
Perjalanan udara memasuki paru-paru dimulai ketika udara melewati lubang hidung. Di lubang hidung, udara disaring oleh rambut-rambut di lubang hidung. Udara juga menjadi lebih hangat ketika melewati rongga hidung bagian dalam. Di rongga hidung bagian dalam, terdapat juga ujung-ujung saraf yang dapat menangkap zat-zat kimia yang terkandung dalam udara sehingga kita mengenal berbagai macam bau. Ujung-ujung saraf penciuman tersebut kemudian akan mengirimkan impuls ke otak.
2. Faring
Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong, terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka. Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada bagian belakang.
3. Laring
Dari faring udara pernapasan akan menuju pangkal tenggorokan atau disebut juga laring. Laring tersusun atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersebut tersusun oleh tulang lidah, katup tulang rawan, perisai tulang rawan, piala tulang rawan, dan gelang tulang rawan.
Laring memiliki dua cabang yang membentuk saluran makanan yang disebut esofagus dan saluran pernapasan yang disebut trakea. Untuk mengatur kedua fungsi tersebut, maka laring ini memiliki katup yang dapat membuka dan menutup yang disebut epiglotis. Katup ini berfungsi untuk mengatur jalannya udara dan makanan. Itulah sebabnya saat kita menelan makanan tidak mungkin bersamaan dengan menghirup udara, karena epiglotis  tersebut menutupi saluran pernapasan.
4. Trakea
Trakea berada di daerah leher dan disusun oleh tulang rawan yang berbentuk seperti cincin dengan panjang ± 10 cm. Dinding trakea terdiri atas jaringan ikat dan memiliki otot polos, pada bagian tengah terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi untuk mengeluarkan debu atau kotoran.
5. Bronkus dan Bronkiolus
Bronkus dan bronkiolus merupakan percabangan dari trakea. Bronkus bercabang menjadi bronkus kanan dan bronkus kiri, bronkus kanan bercabang menjadi 3 bronkiolus, sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi 2 bronkiolus.

6. Paru-paru
Organ yang berperan penting dalam proses pernapasan adalah paru-paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada, tepatnya di atas sekat diafragma. Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru terdiri atas dua bagian, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir/lobus yang berukuran lebih besar daripada paru-paru sebelah kiri yang memiliki dua gelambir/lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Semakin ke dalam, di dalam paru-paru akan ditemui gelembung halus kecil yang disebut alveolus. Alveolus memiliki dinding sangat tipis dan elastis, pada permukaan luarnya terdapat banyak kapiler darah sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran O2 dan CO2 secara difusi. pada paru-paru terdapat kurang lebih 300 juta alveolus.

Ø   Proses Pernapasan Manusia
Proses pernapasan meliputi dua tahap berikut :
1. Proses Inspirasi
Pada proses ini terjadi pengisapan oksigen dari luar ke dalam paru-paru. Bila otot diafragma berkontraksi, maka diafragmanya akan mendatar. Pada waktu inspirasi maksimum, otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang rusuk terangkat. Keadaan ini akan menambah besarnya rongga dada. Mendatarnya diafragma dan terangkatnya tulang rusuk menyebabkan rongga dada bertambah besar, diikuti mengembangnya paru-paru, sehingga udara luar masuk melalui hidung.

2. Proses Ekspirasi
Proses ini terjadi ketika kita menghembuskan udara. Pada proses ini terjadi proses pengeluaran karbon dioksida dan uap air dari paru-paru keluar tubuh. Otot-otot dinding diafragma mengendur dan ditekan ke atas oleh organ perut, tulang rusuk kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada menyempit. Akibatnya udara dapat terdorong keluar paru-paru.

Pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses difusi. Proses tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi berlangung sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul secara bebas melalui membran sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi ke konsentrasi rendah atau tekanan rendah.
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai alveolus. Di alveolus oksigen mengalami difusi ke kapiler arteri paru-paru. Masuknya oksigen dari luar menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO2) di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler arteri paru-paru. Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke derah bertekanan rendah, oksigen akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri paru-paru.
Oksigen di kapiler arteri diikat oleh eritrosit yang mengandung hemoglobin sampai jenuh. Makin tinggi tekanan parsial oksigen di alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat oleh hemoglobin dalam darah. Oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akan membentuk oksihemogblobin. Reaksi antara hemoglobin dan oksigen berlangsung secara reversible (bolak-balik) yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, pH, konsentrasi oksigen dan karbon dioksida, serta tekanan parsial.
Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, oksigen digunakan untuk proses respirasi di dalam mitokondria sel. Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh, semakin banyak karbondioksida yang terbentuk dari proses respirasi. Hal tersebut menyebabkan tekanan parsial karbon dioksida atau PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan tekanan parsial karbondioksida dalam kapiler vena sel-sel tubuh. Oleh karena itu, karbondioksida dapat berdifusi dari sel tubuh ke kapiler vena sel tubuh yang kemudian akan dibawa oleh eritrosit menuju paru-paru. Di paru-paru terjadi difusi CO2 dari kapiler vena menuju alveolus. Proses tersebut terjadi karena tekanan parsial CO2 pada kapiler vena lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2 dalam alveolus. Karbondioksida akhirnya akan dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
1. Pernapasan Dada
Pernapasan dada terjadi bila otot-otot tulang rusuk luar berkontraksi, akibatnya tulang rusuk naik dan volume rongga dada akan lebih kecil daripada udara luar. Karena adanya perbedaan tekanan udara ini, maka udara luar masuk ke dalam rongga dada, sehingga terjadi proses inspirasi.
Proses ekspirasi terjadi apabila otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi. Akibatnya, tulang rusuk turun dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada akan lebih besar selanjutnya udara akan terdorong ke luar.
2. Pernapasan Perut
Pada proses pernapasan ini, inspirasi terjadi apabila otot diafragma (sekat rongga dada) mendatar dan volume rongga dada membesar, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil daripada udara di luar, akibatnya udara masuk. Ekspirasi terjadi apabila otot-otot diafragma mengkerut (berkontraksi) dan volume rongga dada mengecil, sehingga tekanan udara di dalam rongga dada lebih besar daripada udara di luar, akibatnya udara dari dalam terdorong ke luar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan
Proses inspirasi dan ekskresi berlangsung sebanyak 15 sampai dengan 18 kali setiap menit, tetapi frekuensi ini pada setiap orang berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
1. Umur
Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap frekuensi pernapasan, Anda dapat membandingkan pernapasan antara orang tua dengan anak-anak. Manakah frekuensi pernapasannya yang lebih banyak, orang tua ataukah anak-anak? Lebih banyak pada anak-anak, bukan? Mengapa demikian? Hal ini disebabkan anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga banyak memerlukan energi. Oleh sebab itu, kebutuhannya akan oksigen juga lebih banyak dibandingkan orang tua.
2. Jenis Kelamin
Bahwa semakin banyak energi yang dibutuhkan, berarti semakin banyak pula O2 yang diambil dari udara. Hal ini terjadi karena laki-laki umumnya beraktivitas lebih banyak daripada perempuan.
3. Suhu Tubuh
Jika dihubungkan dengan kebutuhan energi, ada hubungan antara pernapasan dengan suhu tubuh, yaitu bahwa antara kebutuhan energi dengan suhu tubuh berbanding lurus. Artinya semakin tinggi suhu tubuh, maka kebutuhan energi semakin banyak pula sehingga kebutuhan O2 juga semakin banyak.
4. Posisi Tubuh
Posisi tubuh seseorang akan berpengaruh terhadap kebutuhan energinya. Coba Anda bandingkan posisi antara orang yang berbaring dengan orang yang berdiri! Manakah yang lebih banyak frekuensi antara keduanya? Tentunya orang yang berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan O2 karena otot yang berkontraksi lebih banyak sehingga memerlukan energi yang lebih banyak pula.
5. Kegiatan Tubuh
Untuk membuktikan pengaruh faktor ini, Anda dapat melakukan perbandingkan antara orang yang bekerja dengan orang yang tidak bekerja. Mana yang lebih banyak frekuensi bernapasnya? Jika diperhatikan, orang yang melakukan aktivitas kerja membutuhkan energi. Berarti semakin berat kerjanya maka semakin banyak kebutuhan energinya, sehingga frekuensi pernapasannya semakin cepat.
Kapasitas paru-paru
Volume paru-paru manusia sangat terbatas sehingga hanya dapat menghirup udara sebatas kapasitas paru-paru. Volume paru-paru setiap manusia berbeda-beda sesuai dengan ukuran paru-paru, kekuatan, dan cara bernapasnya. Jika kita bernapas secara normal, maka udara yang kita hirup dan dihembuskan ada sebanyak 0,5 liter. Volume udara sebanyak itu disebut udara pernapasan atau udara tidal.
Jika setelah bernapas normal, maka udara dari luar masih dapat kita hirup sedalam-dalamnya masuk ke paru-paru, udara demikian disebut udara komplementer. Volume udara komplementer ada sebanyak 1,5 liter. Begitu juga bila setelah bernapas normal ternyata kita masih dapat mengeluarkan udara dari dalam paru-paru dengan cara mengembuskan napas sekuat-kuatnya, maka udara yang dikeluarkan itu disebut udara suplementer. Volume udara suplementer ada sebanyak 1 liter.
Jadi, pengertian masing-masing istilah di atas dapat kita rangkum sebagai berikut:
a. Udara tidal/udara pernapasan: volume udara saat kita bernapas secara normal (0,5 lt).
b. Udara komplementer: volume udara dari luar yang masih dapat kita hirup sedalam-dalamnya (dimasukkan secara maksimal), setelah bernapas normal (1,5 lt).
c. Udara suplementer: volume udara dari dalam paru-paru yang dapat kita keluarkan dengan menghembuskan napas sekuat-kuatnya (dapat dikeluarkan secara maksimal), setelah bernapas normal (1 lt).
d. Udara residu: volume udara sisa yang ada di dalam paru-paru, setelah mengembuskan napas sekuat-kuatnya (setelah mengeluarkan nafas/ekspirasi maksimal) (1 lt).
e. Kapasitas vital paru-paru: Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga. Meliputi udara tidal, udara komplementer, dan udara suplementer (3,5-4 lt).
f. Kapasitas total paru-paru: Volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin. Meliputi kapasitas vital paru-paru ditambah dengan udara residu (±5 lt).



Ø   Kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan
Kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan manusia, antara lain seperti berikut :
1.    Asma
Sebagian besar penyakit asma merupakan penyakit bawaan. Penyebab penyakit ini, antara lain karena udara kotor, udara dingin, alergi sesuatu benda, ataupun stress. Seseorang yang menderita penyakit ini ketika kambuh, otot-otot bronkusnya berkontraksi sehingga akan mengakibatkan penyempitan saluran pernapasan. Gejala penyakit ini, antara lain sulit bernapas, bunyi napas mendesah, dan batuk-batuk.
2. Sinusitis
Penyakit ini terjadi akibat peradangan yang terjadi pada sebelah atas rongga hidung (sinus paranasalis). Gejalanya berupa hidung tersumbat, ingus berbau, berwarna kuning hijau, dan sakit di daerah sinus yang terserang.
4. Bronkitis
Penyakit bronkitis terjadi karena adanya radang pada selaput lendir, trakea, dan saluran bronkia/bronkus. Gejala yang mengiringi penyakit ini, antara lain demam, dada terasa nyeri, dan mengalami batuk.
5. Tuberculosis (TBC)
TBC termasuk penyakit menular, penyakit ini disebabkan karena bakteri Mycobacterium tuberculosa. Seseorang yang menderita penyakit ini akan mengalami peradangan pada dinding alvelous sehingga difusi O2 akan terganggu.
6. Emfisema
Pada penderita emfisema, bagian alveolus robek, akibatnya pertukaran gas ke bagian-bagian alveolus terganggu dan daerah pertukaran gas menjadi lebih sempit.
7. Pneumonia
Pada penderita pneumonia bagian alveolus terisi banyak lendir yang disebabkan terinfeksinya dinding alveolus oleh bakteri.
8. Difteri
Seseorang yang menderita penyakit ini, pada bagian laring dan bronkusnya mengalami penyumbatan berupa lendir. Sekresi lendir ini disebabkan oleh bakteri difteri.
9. Renitis
Penyebab penyakit ini, yaitu adanya radang yang terjadi pada rongga hidung. Peradangan tersebut menyebabkan terjadinya bengkak pada rongga hidung dan mengeluarkan lendir. Peradangan ini dapat terjadi karena alergi terhadap benda tertentu.
10. Asfiksi
Penyakit asfiksi mengakibatkan seseorang mengalami gangguan dalam pengangkutan oksigen.

III.  METODE PEMBELAJARAN
a.         Pendekatan Pembelajaran    :    Scientific Approach
b.        Metode Pembelajaran          :    Ceramah, Diskusi kelompok, Pengamatan, Make A Match, dengan model pembelajaran PBL

IV.  MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1.      Media
·           Pertemuan ke-1 dan ke-2
Gambar-gambar tentang struktur sistem pernapasan, LKS, Power Point
2.      Alat/Bahan
LCD dan Laptop
 3.   Sumber Pembelajaran
       a.  Buku-buku
            Ferdinand, P Fictor, dkk. 2009. Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas   XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas
Kistinah, Idun. Et al. 2009. BIOLOGI 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk Kelas XI SMA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Riksa, Ilma. 2011. Mekanisme Pernapasan Manusia. http://wordpress.com
b.  Buku pembelajaran lain yang relevan
c.   Internet
 Download untuk gambar-gambar struktur sistem pernapasan pada manusia






V.  LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan ke-1
A.   Pendahuluan (10 menit)
-       Guru memusatkan perhatian siswa dengan meminta siswa untuk berdiri ditempat masing-masing, siswa diminta untuk menarik napas, menahannya, dan kemudian melepaskannya secara perlahan.
-       Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan kepada siswa “Apa yang kalian rasakan saat menahan napas beberapa saat?”
-       Guru memberikan penjelasan tentang pengertian bernapas secara umum, siswa memperhatikan dengan seksama.
-       Guru mengkomunikasikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai mengenai materi sistem pernapasan
B.  Kegiatan Inti (70 menit)
-          Guru menyajikan informasi tahap demi tahap kepada siswa mengenai organ atau struktur sistem pernapasan manusia
-          Guru membimbing siswa untuk membentuk kelompok yang dibagi menjadi dua kelompok untuk melakukan pembelajaran dengan teknik pembelajaran make a match
-          Guru membimbing siswa untuk melakukan permainan dengan kerja sama yang baik. Dimana antar kelompok beradu kecepatan menjawab atau memasangkan soal dengan jawabannya.
-          Perwakilan kelompok memasangkan jawaban atas pertanyaan tentang struktur sistem pernapasan yang dihubungkan dengan fungsi masing-masing dengan cepat dan tepat.
-          Kelompok yang dapat menjawab dengan cepat dan benar akan mendapatkan nilai tambah (point plus)
-          Guru menguraikan sedikit tentang proses pernafasan pada manusia serta pertukaran gas yang terjadi, siswa memperhatikan dengan cermat penjelasan dari guru
-          Siswa dibagi dalam kelompok belajar dan berdiskusi tentang macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia sesuai LKS 1. Dalam melakukan kegiatan diskusi siswa menunjukkan perilaku terbuka dan menghargai pendapat teman
-          Guru membimbing dan menilai keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi
-          Siswa menyampaikan secara lisan hasil diskusi tentang macam-macam mekanisme pernapasan pada manusia tersebut
-          Siswa dengan bimbingan guru mengkaji beberapa penyakit/kelainan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan manusia
C.  Penutup (15 menit)
-          Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari tentang sistem pernapasan pada manusia
-          Guru memberikan nasihat kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya untuk dibahas pertemuan berikutnya
-          Melaksanakan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Pertemaun ke-2
A.    Pendahuluan (10 menit)
-          Guru menanyakan tentang materi minggu lalu, siswa mendengarkan apabila ada yang hendak ditanyakan
-          Guru menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran
B.     Kegiatan Inti (70 menit)
-          Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 anak
-          Siswa menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernpasan dengan melakukan serangkain percobaan sederhana (LKS 2)
-          Siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk menyelasaikan kegiatan
-          Hasil percobaan dipresentasikan oleh perwakilan kelompok
-          Guru membimbing jalannya kegiatan
-          Guru menjelaskan perbandingan volume dan kapasitas paru-paru manusia, siswa memperhatikan dengan seksama
-          Siswa memberikan tanggapan apabila ada pertanyaan
-          Siswa melakukan analisis terhadap penyakit/kelainan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan manusia pada lembar kegiatan 3 (LKS 3), guru sebelumnya sudah memaparkan sedikit materi
-          Secara berkelompok siswa melakukan kajian terhadap kadungan zat berbahaya dalam sebatang rokok sehingga dapat menjadi penentu keputusan para remaja
-          Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan yang dilakukan

C.     Penutup (15 menit)
-          Siswa bersama dengan guru merangkum materi yang telah dipelajari
-          Siswa menanyakan kepada guru apabila ada hal yang kurang jelas
-          Guru memberikan nasihat kepada siswa untuk menghindari rokok, karena rokok  dapat menjadi faktor penyebab penyakit khususnya pada sistem pernapasan
-          Melaksanakan post test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.

VI.  PENILAIAN
Ø  Jenis dan Tekni penilaian
1. Jenis         : Tugas individu, Tugas kelompok (diskusi), Laporan hasil pengamatan
2. Teknik      : Test (tertulis dan lisan), Penugasan

Ø  Instrumen Penilaian
-       LKS (Lembar Kerja Siswa)
-       Lembar pengamatan
-       Test (pilihan ganda dan uraian)

Ø  Pedoman Pengamatan
No.
Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
1.
Pengetahuan
·         Menjelaskan pengertian bernapas
·         Dapat menyebutkan organ-organ sistem pernapasan beserta fungsinya

Tes tertulis / lisan
Pembelajaran dengan teknik make a match
2.
Karakter
·         Terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
·         Bekerjasama dan menghargai pendapat teman dalam kegiatan diskusi
LKS (Lembar Kerja Siswa)
Kegiatan diskusi berlangsung





3.
Keterampilan
·         Terampil dalam melakukan percobaan sederhana untuk menentukkan frekuensi pernapasan
·         Terampil dalam mengalisis penyakit pada sistem pernapasan
Percobaan/pengayaan




LKS 3
Laporan hasil percobaan



Kegiatan diskusi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar